Thursday, April 14, 2011

sejenak menasihati diri sendiri…

Seseorang silih berganti datang dan pergi dalam kehidupanmu. Kadang
mereka hanya sepersekian waktu hidup dalam sejarahmu, tak jarang juga
mereka menetap mengendap dalam waktumu, namun seberapa lamanya pun
mereka menetap, mereka tetap harus meninggalkanmu suatu saat nanti.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap perjumpaan akan berujung pada
perpisahan. Anggap saja perpisahan itu sebagai sebuah kewajaran yang
sudah pasti akan dilalui oleh mereka yang saling mengenal. Nikmati
prosesnya saat mereka melukiskan warna warni pada kanvas kehidupanmu,
hargai warna warni indah mereka yang melukis kanvas mu dengan keikhlasan mreka, apresiasikan warna warni itu dengan sewajarnya, bagaimanapun
cerah atau gelapnya warna warni mereka yang telah tergores di hatimu
perlahan dibawa waktu akan lamur juga warnanya didominasi warna warni
baru dalam kajian maknamu… mungkin itulah keistimewaan waktu, waktu
mampu membawamu jauh dari seseorang atau bahkan membawamu kembali dekat
sekali dengan seseorang.

Saat pertemuan dengan seseorang, hargai dan bersyukurlah sepenuhnya
kepada Tuhanmu yang telah mendatangkannya dalam duniamu namun jangan
larut dalam pengharapan berlebihan untuk selamanya bersama karena itu
akan melukaimu. Hakikat dari pertemuan adalah perpisahan. Silih berganti Tuhanmu berbaik hati menghadirkan warna warni indah untuk menghiasi
kanvas lukisan kehidupanmu, lihatlah bahwa kesemuanya itu berasal dan
datang dari Tuhanmu dan akan kembali kepada Tuhanmu entah mereka akan
pergi krn takdir nadirnya kematian atau krn waktu hendak menempatkan
warna warni mereka pada kanvas lukisan di luar dirimu.…

Saat perpisahan telah tiba, simpan air matamu… hargai
pilihannya,maknai takdirnya. Warna warni itu akan meruap pada kanvas
yang lebih membutuhkan kecerahan warna warni dalam lukisan lain.
Manusiawi jika rasa kehilangan menggerogoti kesakitan rasamu. Rasa
kehilangan adalah wujud kasih sayang yang tidak pernah tersampaikan pada yang dirindukannya. Seberapa besar rasa kehilangan itu menggerogotimu
akan semakin menyakiti perasaanmu yang tidak pernah memahami bahwa
pertemuan hanyalah awal dari babak inti sebuah perpisahan. Bagaimana
belajar dari arti perpisahan akan selalu membuatmu mampu menerima
penghargaan Tuhan terhadap kehidupanmu. Setelah perpisahan akan ada
jutaan pertemuan baru yang tiada pernah kau duga, semuanya silih
berganti menghiasi lukisan kehidupanmu, sebagai hal yang sewajarnya
terjadi dalam kefanaan duniawi ini. Seberapa kuatpun kau mempertahankan
pertemuan agar tak menemui makna perpisahan, waktu tetap memilki
kekuatan yang lebih besar untuk memisahkanmu, kekuatan itu berasal dari
Nya yang sudah mengatur segala sesuatunya dengan begitu sempurnanya.

Pertemuan dan perpisahan merupakan sejatinya pasangan dua sisi yang
senantiasa akan kau temukan dalam perjalanan panjang kehidupan fana ini. Bergembiralah sewajarnya ketika warna warni cerah itu benar-benar kau
sukai untuk mewarnai kanvas lukisan kehidupanmu, dan menangislah
sewajarnya jika waktu perpisahan itu telah tiba waktunya untuk menjauh
sesaat ataupun selamanya.

Inna Liilahi wa inna ilaihi Roji’un…
“sesungguhnya segala sesuatu itu dari TUHAN dan sesungguhnya kepada TUHANlah segala sesuatu itu akan kembali”

No comments:

Post a Comment